Ritel Tak Pernah Mati
![]() |
Retail Tak Pernah Mati |
CarpeDiem – Ritel boleh jadi adalah salah satu
industri yang paling lama berada di muka bumi. Dunia perdagangan sudah
terbentuk sejak dulu dan selalu beradaptasi dan berkembang sesuai dengan
segala perubahan yang ada. Rasanya setiap perubahan yang terjadi, baik dalam
marketing, ekonomi, politik, teknologi, dan lainnya tidak akan mematikan ritel
itu sendiri, melainkan hanya mengubah wajah dan menciptakan tren baru di
industri ritel itu sendiri.
Ada sebuah credo di dunia
bisnis bahwa industri ritel tidak akan hilang meski yang lain berguguran.
Pendapat ini mungkin benar adanya sebab ritel merupakan industri yang sudah ada
sejak zaman pra-modern. Sejak era perdagangan yang paling mendasar dengan
saling bertukar barang dimulai, sejak itulah ritel ada.
Tren dalam ritel itu sendiri juga turut
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu negara, dimana jika ada perbaikan di
bidang ekonomi, maka daya beli masyarakat akan meningkat dan selanjutnya pasti
akan menggairahkan industri ritel. Kini masyarakat tengah fokus membangun dan
mensejahterakan kaum menengah yang notabene mempunyai jumlah dan daya beli yang
cukup besar. Kaum menengah ini juga yang menjadi penentu dalam menggairahkan
industri ritel.
Industri ritel dunia, termasuk di
Indonesia diprediksi akan tetap tumbuh dan berkembang. Namun demikian
berkembangnya ini diikuti dengan semakin banyak pemain yang menggarap bisnis
ini baik dari lokal maupun asing. Tentu saja hal ini akan meningkatkan skala
persaingan yang semakin ketat ke depannya. Oleh karena itu, marketer harus
memiliki strategi marketing yang tepat guna memenangkan persaingan ini.
Ritel tak pernah mati, melainkan hanya
berubah bentuk ke sistem online.Selain itu, salah satu bidang yang juga
diperkirakan semakin mendukung perkembangan sektor ritel adalah inovasi
berupa e-commerce. Kendati
belum semua masyarakat terbiasa dengan cara belanja online, khususnya melalui
TV atau Internet, kampanye dan edukasi beberapa pihak tentang belanja secara
online mulai membuahkan hasil. Pelan-pelan tapi pasti, masyarakat Indonesia di
beberapa daerah, khususnya di kota-kota besar, sudah menerima dan nyaman dengan
gaya belanja ini.
Tentu untuk menjadi yang terbaik di
industri ritel, strategi marketing tidak boleh dipandang sebelah mata.
Marketing bisa jadi menjadi penentu mampu atau tidaknya suatu pemain untuk
bertahan dan berkembang di pasar yang persaingannya kian ketat dan bahkan boleh
dibilang sudah jenuh.
Dalam strategi marketing, banyak peritel
sudah sadar bahwa positioning itu
sangat penting. Mereka harus mempunyai branding yang
jelas di benak pelanggan dan bisa dibedakan dengan pemain lain. Banyak peritel
berusaha untuk menciptakan keunikannya sendiri dan strateginya pun disesuaikan
dengan kondisi dan situasi lingkungan di sekitarnya.
Selain positioning, para peritel juga memperhatikan
segmentasi. Walaupun untuk sebuah pemain ritel yang sangat besar sekali pun,
terasa mustahil untuk bisa memenuhi setiap segmen pasar yang ada. Maka strategi
yang diterapkan memang fokus pada segmen pasarnya masing-masing supaya bisa
memenuhi segala kebutuhan pelanggan di segmen pasar yang mereka tuju dengan
maksimal.
Secara garis besar, dari sudut pandang
marketing, tren persaingan di industri ritel akan tetap terpaku pada beberapa
hal mendasar. Pertama adalah strategi pricing atau
bagaimana peritel menetapkan harga untuk setiap produknya. Harga yang dipatok
haruslah sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Sebagaimana yang sudah kita
ketahui, faktor harga memegang peranan yang sangat penting dalam industri
ritel, dimana strategi perang harga sudah lama tidak bisa dilakukan lagi untuk
memenangkan persaingan.
Faktor berikut yang turut menentukan
sukses tidaknya suatu peritel yang masih fokus pada brick and mortar,
adalah faktor lokasi yang mencerminkan seberapa mudahnya lokasi peritel itu
bisa dijangkau oleh para pelanggannya. Bagi peritel, investasi properti (dalam
hal ini lokasi) bisa menjadi benefit tersendiri jika diperhitungkan secara serius.
Tren pemilihan lokasi yang sejak dulu sudah dilakukan, yaitu dekat dengan pusat
aktivitas konsumen dan nyaman untuk dijangkau, akan terus berlaku untuk
tahun-tahun ke depan.
Satu
faktor lagi yang menjadi penentu, bahkan bisa menciptakan diferensiasi peritel
yang satu dengan yang lain adalah faktor pelayanan (service) yang diberikan kepada semua pelanggannya.
Faktor layanan ini pun sangat luas dan beragam bentuknya, mulai dari kualitas
SDM yang digunakan, sistem tata letak produk, kenyamanan ruang belanja,
kelancaran proses di bagian kasir, solusi yang diberikan untuk setiap keluhan yang
muncul, product knowledge yang
dimiliki oleh setiap pelayan toko, kecepatan dan jaminan untuk pengiriman
barang, dan masih banyak lagi.
CarpeDiem – Ritel boleh jadi adalah salah satu
industri yang paling lama berada di muka bumi. Dunia perdagangan sudah
terbentuk sejak dulu dan selalu beradaptasi dan berkembang sesuai dengan
segala perubahan yang ada. Rasanya setiap perubahan yang terjadi, baik dalam
marketing, ekonomi, politik, teknologi, dan lainnya tidak akan mematikan ritel
itu sendiri, melainkan hanya mengubah wajah dan menciptakan tren baru di
industri ritel itu sendiri.
Satu
faktor lagi yang menjadi penentu, bahkan bisa menciptakan diferensiasi peritel
yang satu dengan yang lain adalah faktor pelayanan (service) yang diberikan kepada semua pelanggannya.
Faktor layanan ini pun sangat luas dan beragam bentuknya, mulai dari kualitas
SDM yang digunakan, sistem tata letak produk, kenyamanan ruang belanja,
kelancaran proses di bagian kasir, solusi yang diberikan untuk setiap keluhan yang
muncul, product knowledge yang
dimiliki oleh setiap pelayan toko, kecepatan dan jaminan untuk pengiriman
barang, dan masih banyak lagi.
Ada sebuah credo di dunia
bisnis bahwa industri ritel tidak akan hilang meski yang lain berguguran.
Pendapat ini mungkin benar adanya sebab ritel merupakan industri yang sudah ada
sejak zaman pra-modern. Sejak era perdagangan yang paling mendasar dengan
saling bertukar barang dimulai, sejak itulah ritel ada.
Tren dalam ritel itu sendiri juga turut
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu negara, dimana jika ada perbaikan di
bidang ekonomi, maka daya beli masyarakat akan meningkat dan selanjutnya pasti
akan menggairahkan industri ritel. Kini masyarakat tengah fokus membangun dan
mensejahterakan kaum menengah yang notabene mempunyai jumlah dan daya beli yang
cukup besar. Kaum menengah ini juga yang menjadi penentu dalam menggairahkan
industri ritel.
Industri ritel dunia, termasuk di
Indonesia diprediksi akan tetap tumbuh dan berkembang. Namun demikian
berkembangnya ini diikuti dengan semakin banyak pemain yang menggarap bisnis
ini baik dari lokal maupun asing. Tentu saja hal ini akan meningkatkan skala
persaingan yang semakin ketat ke depannya. Oleh karena itu, marketer harus
memiliki strategi marketing yang tepat guna memenangkan persaingan ini.
Ritel tak pernah mati, melainkan hanya
berubah bentuk ke sistem online.Selain itu, salah satu bidang yang juga
diperkirakan semakin mendukung perkembangan sektor ritel adalah inovasi
berupa e-commerce. Kendati
belum semua masyarakat terbiasa dengan cara belanja online, khususnya melalui
TV atau Internet, kampanye dan edukasi beberapa pihak tentang belanja secara
online mulai membuahkan hasil. Pelan-pelan tapi pasti, masyarakat Indonesia di
beberapa daerah, khususnya di kota-kota besar, sudah menerima dan nyaman dengan
gaya belanja ini.
Tentu untuk menjadi yang terbaik di
industri ritel, strategi marketing tidak boleh dipandang sebelah mata.
Marketing bisa jadi menjadi penentu mampu atau tidaknya suatu pemain untuk
bertahan dan berkembang di pasar yang persaingannya kian ketat dan bahkan boleh
dibilang sudah jenuh.
Dalam strategi marketing, banyak peritel
sudah sadar bahwa positioning itu
sangat penting. Mereka harus mempunyai branding yang
jelas di benak pelanggan dan bisa dibedakan dengan pemain lain. Banyak peritel
berusaha untuk menciptakan keunikannya sendiri dan strateginya pun disesuaikan
dengan kondisi dan situasi lingkungan di sekitarnya.
Selain positioning, para peritel juga memperhatikan
segmentasi. Walaupun untuk sebuah pemain ritel yang sangat besar sekali pun,
terasa mustahil untuk bisa memenuhi setiap segmen pasar yang ada. Maka strategi
yang diterapkan memang fokus pada segmen pasarnya masing-masing supaya bisa
memenuhi segala kebutuhan pelanggan di segmen pasar yang mereka tuju dengan
maksimal.
Secara garis besar, dari sudut pandang
marketing, tren persaingan di industri ritel akan tetap terpaku pada beberapa
hal mendasar. Pertama adalah strategi pricing atau
bagaimana peritel menetapkan harga untuk setiap produknya. Harga yang dipatok
haruslah sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Sebagaimana yang sudah kita
ketahui, faktor harga memegang peranan yang sangat penting dalam industri
ritel, dimana strategi perang harga sudah lama tidak bisa dilakukan lagi untuk
memenangkan persaingan.
Faktor berikut yang turut menentukan
sukses tidaknya suatu peritel yang masih fokus pada brick and mortar,
adalah faktor lokasi yang mencerminkan seberapa mudahnya lokasi peritel itu
bisa dijangkau oleh para pelanggannya. Bagi peritel, investasi properti (dalam
hal ini lokasi) bisa menjadi benefit tersendiri jika diperhitungkan secara serius.
Tren pemilihan lokasi yang sejak dulu sudah dilakukan, yaitu dekat dengan pusat
aktivitas konsumen dan nyaman untuk dijangkau, akan terus berlaku untuk
tahun-tahun ke depan.
Komentar
Posting Komentar