Meningkatkan Efektivitas Visual Marketing
CarpeDiem - Pelanggan masa kini telah terpapar berbagai media mulai dari cetak
hingga elektronik. Kehadiran internet membuat pelanggan semakin terpapar
tampilan dunia maya penuh visual. Akibatnya, jauh lebih intens dibandingkan
pelanggan abad ke-20, pelanggan abad ke-21 membuat taktik marketing semakin
tergantung pada aset-aset visual berbagai rupa, bentuk, ukuran, dan fungsi demi
menarik perhatian pelanggan.
Para marketer pun semakin dibuat pusing, namun sekaligus semakin
dibakar semangat kreatif mencari solusi. Visual manakah yang benar-benar
menarik bagi segmen pelanggan tertentu? Apakah produk visual yang sama mampu
menarik perhatian segmen pelanggan berbeda? Namun satu hal sudah pasti, para
marketer secara umum sepakat bahwa konten dan iklan yang berpusat pada visual
sudah menjadi kebutuhan (Visual
Marketing: Scale to Win, 2015).
Lantas, bagaimana cara meningkatkan efektivitas dan performa visual marketing?
Bagaimana cara memastikan aset-aset visual
marketing yang digunakan benar-benar sesuai dengan segmen
pelanggan yang dituju? Lakukan produksi konten visual marketing secara internal.
“Sebanyak 90% diproduksi internal. Kami memiliki tim internal yang
melakukan sesi foto dan membuat konten visual yang kami bagikan, dan 10% kami kurasi
dari basis pengguna kami,” ujar Ameen Hussain, Manajer Pemasaran Interaktif
Home Depot, saat berbincang mengenai keluaran visual perusahaan. Namun, sudah
tentu meningkatnya performa visual
marketing melalui langkah ini berdampak pada naiknya biaya total
produksi internal.
Selain media berbayar, perusahaan juga menggunakan earned media,
seperti unggahan organik, berbagi berkas, dan metode distribusi informasi
lainnya yang dibagikan di luar platform pribadi. Dalam penggunaan earned media, user-generated content (UGC)
adalah cara yang paling sering dilakukan, bersama-sama dalam bentuk basis video
dan gambar.
Media distribusi yang paling sering digunakan untuk berbagi UGC
pun sudah dapat diduga, yaitu Google dan Facebook. Diduga bahwa pengguna
internet dunia menghabiskan 60%–70% waktu mereka di internet untuk menggunakan
Google dan Facebook. Dalam konteks media sosial, selain Facebook; Youtube,
Pinterest, Instagram, dan Twitter adalah media yang sering digunakan. Sedangkan
dalam konteks media komunikasi, WhatsApp dan Facebook Messenger adalah media
yang sering digunakan.
Saat menggunakan media pribadi, desain grafis dan ilustrasi
orisinil menjadi kunci. Para pengiklan memiliki alasan kuat untuk menginginkan
platform pribadi mereka menciptakan kemampuan mengingatkan merek dengan kuat
dan memancarkan citra yang konsisten di benak pelanggan. Namun, tetap saja para
pemasar harus mengingat peran kuat media sosial.
Visual marketing yang
baik adalah visual
marketing yang mampu menangkap dan mengintegrasikan data dan
fakta mengenai kekuatan kisah dalam otak manusia yang mungkin usianya sudah
puluhan ribu tahun. Sebuah visual
marketing yang mampu menceritakan kisah yang sesuai dengan
pikiran segmen yang dituju dan memenuhi nilai-nilai konsumen yang dituju dapat
membuat konsumen menjadi lebih lekat dengan merek.
Tentu saja menciptakan visual
marketing yang memenuhi syarat-syarat tersebut tidak mudah.
Namun, bukankah hal-hal yang sulit dilakukan umumnya memberikan hasil yang
manis?

Komentar
Posting Komentar